Kamis, 24 Desember 2015

Makalah Filsafat Islam~Nasiruddin Ath-Thusi



BAB I
BIOGRAFI SINGKAT
A.     Nasiruddin Ath-Thusi
Tusi nama lengkapnya adalah Khawaj Nasir al Din abu Ja’far Muhammad ibn Muhammad ibn Hasan.[1] Nasiruddin Ath-Thusi dikenal sebagai “ilmuwan serba bisa”. Selama hidupnya, ilmuwan muslim dari Persia itu mendedikasikan diri untuk mengembangkan berbagai ilmu seperti, astronomi, biologi, kimia, matematika, filsafat, kedokteran, hingga ilmu agama Islam.[2]
Ia lahir pada 18 Februari 1201 M/597 H  di kota Thus yang terletak di dekat Meshed, sebelah Timur laut Iran. Nama ayahnya Muhammad bin Hasan, yang mendidik Thusi sejak pendidikan dasar. Nashiruddin Al-Thusi menguasai dua bahasa dengan baik, bahasa arab dan bahasa persia. Dia juga menulis dengan dua bahasa tersebut. Nashiruddin Al-Thusi dapat dikatakan sebagai orang yang bisa mewakili dua budaya-budaya arab dan budaya persia dengan tingkat penguasaan yang sama.
  1. Kondisi Masyarakat, Pendidikan, Guru-guru dan Murid-murid
Nasiruddin lahir pada awal abad ke-13 M ketika dunia Islam tengah mengalami masa sulit. Nasiruddin pun tak dapat mengelak dari konflik yang melanda negerinya. Sejak kecil, Nasiruddin di gembleng ilmu agama oleh ayahnya yang berprofesi sebagai seorang ahli hukum di Sekolah Imam Kedua Belas. Nasiruddin mempelajari fiqih, ushul, hikmah dan kalam, terutama isyarat-nya Ibnu Sina, dari Mahdar fariduddin Damad, dan matematika dari Muhammad Hasib di Nishapur. Dia kemudain pergi ke Baghdad. Disana dia mempelajari ilmu pengobatan dan filsafat dari Qutbuddin, matematika dari Kamaluddin bin Yunus dan Fiqih serta Ushul dari Salim bin Badran.[3]
Pada tahun 1220 M, invasi militer Mongol telah mencapai Thus dan kota kelahiran Nasiruddin pun dihancurkan. Ketika situasi keamanan tak menentu, penguasa Ismailiyah Nasiruddin ‘Abdurrahim mengajak sang ilmuwan itu untuk bergabung. Nasiruddin pun bergabung menjadi salah seorang pejabat di Istana Ismailiyah. Nasiruddin mengisi waktunya untuk menulis beragam karya penting tentang logika, filsafat, matematika, serta astronomi. Karya pertamanya yaitu kitab Akhlaq-i Nasiri yang ditulisnya pada 1232 M.
Pasukan mongol yang dipimpin Hulagu-Khan cucu Chinggis Khan pada tahun 1251 M akhirnya menguasai Istana Alamut dan meluluhlantakkannya. Nyawa Nasiruddin selamat, karena Hulagu ternyata sangat menaruh minat terhadap ilmu pengetahuan. Dia pun diangkat Hulagu sebagai penasihatdi bidang ilmu pengetahuan. Meskipun telah menjadi penasihat pasukan Mongol, Nasiruddin tak mampu menghentikan ulah dan kebiadaban Hulagu Khan yangmembumihanguskan kota metropolis intelektual dunia, Baghdad pada tahun 1258 M.
Halugu sangat senang sekali, ketika Nasiruddin mengungkapkan rencananya untuk mebangun observatorium di Margha, Azarbaijan pada tahun 657 H/1259 M yang dilengkapi dengan alat-alat yang baik. Di sini dia menyusun tabel-tabel astronominya, yang disebut Zij Al-Ikhani yang ditulis dalam bahasa Persia dan diterjemahkan kedalam Bahasa Arab yang menjadi terkenal diseluruh Asia bahkan sampai ke China. Pada akhir abad ke-7 H/ke-13 M, observatium juga penting dalam tiga hal lainnya. Observatium Margha ini mulai beroprasi pada tahun 1262 M. Pembangunan tersebut melibatkan sarjana dari Persia dan China.
Nasiruddin juga nerhasil menulis kitab terkemuka lainnya yang berjudul At-Tadhkira fi’ilm Al-hay’a. Ditempat itu Nasiruddin tidak Cuma mengembangkan bidang astronomi saja, dia pun turut mengembangkan matematika serta filsafat. Nasiruddin meninggal dunia tahun 672 H/1274 M di Baghdad di bawah pemerintah Abaqa(pengganti Hulagu) yang masih mendapat dukungan sampai akhir hayat.


BAB II
KARYA-KARYA
A.     Nasiruddin Ath-Thusi
1.      Karyanya di bidang logika di antaranya :
a.       Asas Al-Iqtibas.
b.      At-Tajrid fi Al-Mantiq.
c.       Syarh-i Mantiq Al-Isyarat.
2.      Di bidang metafistik meliputi :
a.       Risalah dar Ithbat I Wajib.
b.      Itsat-I Jauhar Al-Mufariq
c.       Risalah dar Wujud –I Jauhar-I
d.      Mujarrad
e.       Risalah dar Itsbat-I ‘aql-I Fa’al
3.      Di bidang etika :
a.       Akhlak-I Nashiri
b.      Ausaf Al-Asyraf
4.      Di bidang Teologi/dogma :
a.       Tajrid Al’ Aqa’id
b.      Qawa’id Al-‘aqa’id
c.       Risalah-I I’tiqadat
5.      Di bidang astronomi
Al-Thusi meluncurkan kritik-kritik penting terhadap teori Ptolemaeus tentang ilmu astronomi dalam bukunya “Al-Majsithi” yang menyebabkan berubahnya pandangan para ahli astonomi dan berusaha memperbaiki pendapat Ptolemaeus tentang alam dan diberi nama teori “Izdiwaj Ath-Thusi” yang dipergunakan oleh ahli astronomi setelahnya seperti ahli astronomi Belanda, Copernicus, dalam memperbaiki pendapat tentang peredaran sebagian planet.
Al-Thusi adalah orang yang pertama kali membuat teropong dalam bentuk yang benar , dan teropong ini dikenal dengan nama “Asha Ath-Thusi.” Dalam hal itu, Nashiruddin Al-Thusi menulis tesis penting yang selanjutnya diteruskan oleh salah seorang muridnya.
Al-Thusi membuat gedung astronomi terbesar dalam peradaban Islam dan diberi nama “ LaboratoriumMaraghah.”
Karya dalam bidang Astronomi diantaranya :
a.       Al-Mutawassitah Bain Al-Handasa wal Hai’a
b.      Kitab At-Tazkira fi al’Ilmal-hai’a
c.       Tahzir Al-Majisti
6.      Di bidang Aritmatika, geometri, dan trigonometri:
a.       Al-Jabar wa Al-Muqabala
b.      Al-Ushul Al-Maudua
c.       Tahrir AL-Ushul[4]

BAB III
IDE POKOK (PEMIKIRAN FILSAFAT)
  1. Nasiruddin Ath-Thusi
a.      Tuhan
Thusi dalam karyanya Tashawwurat melakukan suatu upaya perujukan secara setengah hati antara Aristoteles dan Ibnu Miskawaih. Dia memulai dengan mengecam doktrin creatio ex nihilo. Thusi mengemukakan bahwa dunia ini kekal karena kekuasaan Tuhan yang menyempurnakannya, meskipun dalam hak dan kekuatannya sendiri, ia tercipta (muhadats).
Thusi berpandangan bahwa refleksi Tuhan sepadan dengan penciptaan dan merupakan hasil dari kesadaran diri-Nya. Akan tetapi dalam Fhusul dia meninggalkan sikap itu sepenuhnya. Dia menganggap Tuhan sebagai pencipta yang bebas dan menumbangkan teori mengenai penciptaan karena desakan. Jika Tuhan mencipta karena Dia butuh mencipta. Thusi mengemukakan berarti tindakan-Nya tentu berasal dari esensi-Nya. Dengan begitu jika satu bagian dari dunia ini menjadi tak maujud esensi Tuhan itu tentu juga menjadi tiada karena penyebab keberadaannya itu ditentukan oleh ketiadaan bagian lain dari penyebabnya. Karena semua yang ada itu bergantung kepada perlunya Tuhan, ketiadaan mereka akhirnya menjadikan ketiadaan Tuhan sendiri.[5]
b.     Agama
Dalam pemikiran agama, Nashiruddin Al-Thusi mengadopsi ajaran-ajaran Neoplatonik Ibnu Sina dan Suhrawardi, dimana keduanya menyebutkan bahwa demi alasan-alasan taktis, “orang bijak” (hukuma) bukan sebagai filsuf. Nashiruddin Al-Thusi sendiri berpendapat bahwa eksistensi Tuhan tidak bisa dibuktikan, namun sebagaimana doktrin Syiah, manusia membutuhkan pengajaran yang otoritatif, sekaligus filsafat.
Dalam pemikiran politik, Nashiruddin Al-Thusi cenderung menyintesiskan ide-ide Aristoteles  dan tradisi Iran. Ia menggabungkan filsafat dengan genre nasihat kepada raja, sehingga ia tetap memelihara hubungan antara Syiah dan filsafat. Buku etiknya disajikan sebagai sebuah karya filsafat praktis. Karya tersebut membahas persoalan individu, keluarga, serta komunitas kota, provinsi, desa, atau kerajaan.
Nashiruddin Al-Thusi bermaksud menyatukan filsafat dan fiqih berdasarkan pemikiran bahwa perbuatan baik mungkin saja didasarkan atas fitrah atau adat. Fitrah memberikan manusia prinsip-prinsip baku yang dikenal sebagai pengetahuan batin dan kebijaksanaan. Sedangkan adat merujuk kepada kebiasaan komunitas, atau diajarkan oleh seorang nabi atau imim, yaitu hukum Tuhan, dan ini merupakan pokok bahasan fiqih.[6]
c.      Filsafat Jiwa
Thusi berasumsi bahwa jiwa merupakan suatu realitas yang bisa terbukti sendiri dan karena itu tidak memerlukan lagi bukti lain. Jiwa merupakan substansi sederhana dan immaterial yang dapat merasa sendiri. Ia mengatur tubuh melalui otot-otot dan alat perasa, tetapi ia sendiri tidak dapat dirasa.  Thusi menambahkan dua argumentasinya sendiri. Penilaian atas logika, fisika, matematika, teologi dan sebagainya, semua ada didalam satu jiwa tanpa tercampur baur.
Ath-Thusi menambahkan jiwa imajinatif yang menmpati posisi tegah antara jiwa hewani dan manusiawi. Jiwa manusiawi ditandai dengan adanya akal yang menerima pengetahuan dari akal pertama. Akal itu ada dua jenis, teoritis dan praktis.
d.     Metafisika
Menurut Thusi metafisika terdiri dari dua bagian, ilmu ketuhanan, dan filsafat pertama. Pengetahuan tentang Tuhan, akal dan jiwa merupakan ilmu ketuhanan dan pengetahuan mengenai alam semesta dan hal-hal yang berhubungan dengan alam semesta merupakan filsafat pertama. Pengetahuan tentang kelompok-kelompok ketunggalan dan kemajemukan, kepastian dan kemungkinan esensi dan eksistensi, kekekalan dan ketidak kekalan juga membentuk bagian dari filsafat pertama.


BAB IV
KESIMPULAN
1.     Nasiruddin Ath-Thusi
Tusi nama lengkapnya adalah Khawaj Nasir al Din abu Ja’far Muhammad ibn Muhammad ibn Hasan.[7] Nasiruddin Ath-Thusi dikenal sebagai “ilmuwan serba bisa”.
Nasiruddin lahir pada awal abad ke-13 M ketika dunia Islam tengah mengalami masa sulit. Nasiruddin pun tak dapat mengelak dari konflik yang melanda negerinya. Ketika situasi keamanan tak menentu, penguasa Ismailiyah Nasiruddin ‘Abdurrahim mengajak sang ilmuwan itu untuk bergabung. Nasiruddin pun bergabung menjadi salah seorang pejabat di Istana Ismailiyah.
Nasiruddin juga nerhasil menulis kitab terkemuka lainnya yang berjudul At-Tadhkira fi’ilm Al-hay’a. Karya karyanya di bidang logika,metafistik,teologi.
Ide pokoknya Thusi berpandangan bahwa refleksi Tuhan sepadan dengan penciptaan dan merupakan hasil dari kesadaran diri-Nya. Akan tetapi dalam Fhusul dia meninggalkan sikap itu sepenuhnya. Dia menganggap Tuhan sebagai pencipta yang bebas dan menumbangkan teori mengenai penciptaan karena desakan. Jika Tuhan mencipta karena Dia butuh mencipta. Thusi mengemukakan berarti tindakan-Nya tentu berasal dari esensi-Nya.
Thusi berasumsi bahwa jiwa merupakan suatu realitas yang bisa terbukti sendiri dan karena itu tidak memerlukan lagi bukti lain. Jiwa merupakan substansi sederhana dan immaterial yang dapat merasa sendiri. Ia mengatur tubuh melalui otot-otot dan alat perasa, tetapi ia sendiri tidak dapat dirasa.  Thusi menambahkan dua argumentasinya sendiri. Penilaian atas logika, fisika, matematika, teologi dan sebagainya, semua ada didalam satu jiwa tanpa tercampur baur.
Menurut Thusi metafisika terdiri dari dua bagian, ilmu ketuhanan, dan filsafat pertama. Pengetahuan tentang Tuhan, akal dan jiwa merupakan ilmu ketuhanan dan pengetahuan mengenai alam semesta dan hal-hal yang berhubungan dengan alam semesta merupakan filsafat pertama.


Daftar Pustaka
Dedi Supriyadi.2009, Pengantar Filsafat Islam. Bandung : CV Pustaka Setia.
Drs. H.A. Mustofa.1997. Filsafat Islam, cet-1. Bandung : CV Pustaka Setia,
El-Saha, M. Ishom dan Saiful Hadi. 2004. Profil Ilmuwan Muslim Perintis Ilmu Pengetahuan Modern. Jakarta: CV. Fauzan Inti Kreasi
Gaudah, Muhammad Gharib. 2007. 147 Ilmuwan Terkemuka dala Sejarah Islam. Jakarta: Al-Kautsar
Murtiningsih, Wahyu. 2012. Para Filsuf dari Plato Sampai Ibnu Bajjah. Yogyakarta: IRCiSoD

sumber lain : google


[1] Drs. H.A. Mustofa.1997. Filsafat Islam, cet-1. Pustaka Setia, Bandung. Hal 311
[2] M. Ishom El-Saha dan Saiful Hadi, Profil Ilmuwan Muslim Perintis Ilmu Pengetahuan Modern, (Jakarta: CV. Vauzan Inti Kreasi, 2004), hlm. 264-265
[3] Dedi Supriyadi.2009, Pengantar Filsafat Islam, CV Pustaka Setia. Bandung. Hal 246
[4] Muhammad Gharib Gaudah, 147 Ilmuwan Terkemuka dalam Sejarah Islam, (Jakarta: Al-Kautsar, 2007), hlm. 385-387
[5] Ibid,. Hal 257
[6] Wahyu Murtiningsih, Para Filsuf dari Plato sampai Ibnu Bajjah, (Yogyakarta: IRCiSoD, 2012), hlm. 315-316
[7] Drs. H.A. Mustofa.1997. Filsafat Islam, cet-1. Pustaka Setia, Bandung. Hal 311

Rabu, 23 Desember 2015

Old Memories

Jika aku mengingat-ingat memori zaman dulu, hah ...ekspresi tertawa pun slalu tersimbol dibibirku :D bagaimana tidak, semuanya serasa konyol, dan aku mulai mengerti ketika sudah sebesar ini.. :D

Flashback nih, zaman ketika aku masih remaja, dimana pada masa ini ego masih memperbudak. Ketika itu, aku serasa ingin segalanya..haha (serakah). Yah namanya juga anak-anak ya.. :D
Tapi sayang, semua itu belum memihak padaku, tapi lebih kepada kakaku satu-satunya. Ketika itu, slalu kakak yang diprioritaskan, yah mungkin karna anak laki-laki pula yah, entahlah saat itu aku masih belum paham. Dan pasti orang tua punya rencana dan tau apa yang harus mereka lakukan untuk anaknya.
Apa-apa yang kakak inginkan, dipenuhi. Apa yang kakak butuhkan diberikan, bahkan dalam pendidikan pun. :D

Pernah ada suatu cerita, dimana kakak akan membeli sepatu baru karena sepatu lamanya sudah tak layak pakai. Aku ikut serta ke toko bersama ibu dan kakak. Sesampainya di toko, ibu pilih-pilih dan aku pun mulai lirik sana-sini.. Dan mataku tertuju pada salah satu sepatu, (sampai sekarang masih ingat sepatunya seperti apa :D), ibu selesai membelikan sepatu untuk kakak, ketika aku berbiicara pada ibu karna ingin sepatu itu, ibuku tak membelikannya, waah sakit rasanya.. :( sampai dirumah aku marah, dengan wajah yang super duper jelek. :D sambil berkaca-kaca mataku. Dari dulu sampai sekarang jika aku marah, aku hanya diam tanpa kata, dengan ekspresi wajah yang mungkin menakutkan..wkwk
dalam hati aku bicara "Kalo kaka mah dibeliin, tapi aku engga" sambil meneteskan air mata.

hahahaa, konyol, konyol, konyol..kecemburuan saat itu memang sedang menggebu-gebu. :D namanya juga masih remaja..hihi.

Dan saat ini, aku sudah mulai dewasa, sudah mulai mengerti kenapa dulu ibu lebih memprioritaskan kakak. Karena kakak anak laki-laki satu-satunya yang akan menjadi tulang punggung, entah itu untuk kami keluarganya, atau untuk istrinya kelak. Karena kakak seorang laki-laki, yang terkadang cuek dengan penampilan, maka ibu yang slalu memperhatikannya, jika tak ibu ingatkan maka sejelek apapun sepatu  itu akan tetap kakak pakai, karena kakak tidak pernah meminta untuk beli yang baru, (gak kaya adeknya nih :D).

Sekarang kakak sudah mulai bekerja dan kuliah, sudah sedikit-sedikit mendapat penghasilan, dan membeli kebutuhannya memakai uangnya sendiri. Perhatian ibu sekarang lebih menunjuk padaku, meskipun ibu juga perhatian ke kakak, dan memang dari dulu juga ibu sudah perhatian, hanya saja aku yang kurang peka..hahaa
Sekarang ibu mulai tau apa yang aku butuhkan, memberikan apa yang aku perlukan, menawarkan jika ada sesuatu dan ingat padaku, sungguh terharu. Dulu aku cemburu,tapi sekarang semuanya terkabul. Suka sedih terharu jika aku ingat masa sekarang yang segalanya serba uang. Apalagi aku yang semakin jauh dari orangtua. Tapi ibu slalu saja bisa membuatku senang, bahagia, meskipun entah hatinya sedang bahagia atau tidak, aku tak pernah tau. :')

hahahaduuuh jadi baper nih jika ingat sama ibu :'(
yaa itulah sedikit cerita ku, cerita lamaku.. :D

Hikmah yang bisa dipetik dari cerita diatas:
"bahwa Allah punya rencana yang lebih indah, tanpa manusia ketahui"
selebihnya gimana pemahaman teman-teman saja.. :D
ini ceritaku, mana ceritamuuu... :D

Kamis, 12 November 2015

MAKALAH AUTISME



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Autis adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial.
Dengan adanya metode diagnosis yang kian berkembang hampir dipastikan jumlah anak yang ditemukan terkena Autis akan semakin meningkat pesat. Jumlah penyandang autis semakin mengkhawatirkan mengingat sampai saat ini penyebab autis masih misterius dan menjadi bahan perdebatan diantara para ahli dan dokter di dunia. Autis adalah gangguan yang dipengaruhi oleh multifaktorial. Tetapi sejauh ini masih belum terdapat kejelasan secara pasti mengenai penyebab dan faktor resikonya.
Dalam keadaan seperti ini, strategi pencegahan yang dilakukan masih belum optimal. Sehingga saat ini tujuan pencegahan mungkin hanya sebatas untuk mencegah agar gangguan yang terjadi tidak lebih berat lagi, bukan untuk menghindari kejadian autis
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian autisme ?
2.      Apa saja klasifikasi dan jenis-jenis autisme ?
3.      Bagaimana karakteristik autisme ?
4.      Apa faktor penyebab autisme ?
5.      Bagaimana dampak psikologi sosial anak autisme?

C.    Tujuan Penelitian
1.      Mengetahui pengertian autisme.
2.      Mengetahui klasifikasi dan jenis autisme.
3.      Mengetahui karakteristik autisme.
4.      Mengetahui faktor penyebab autisme.
5.      Mengetahui dampak psikologi anak autisme.






BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Autisme
Kata autis berasal dari bahasa Yunani "auto" berarti sendiri yang ditujukanpada seseorang yang menunjukkan gejala "hidup dalam dunianya sendiri". Pada umumnya penyandang autisma mengacuhkan suara, penglihatan ataupun kejadian yang melibatkan mereka. Jika ada reaksi biasanya reaksi ini tidak sesuai dengan situasi atau malahan tidak ada reaksi sama sekali. Mereka menghindari atau tidak berespon terhadap kontak sosial (pandangan mata, sentuhan kasih sayang, bermain dengan anak lain dan sebagainya).
Pemakaian istilah autis kepada penyandang diperkenalkan pertama kali oleh Leo Kanner, seorang psikiater dari Harvard (Kanner, Austistic Disturbance of Affective Contact) pada tahun 1943 berdasarkan pengamatan terhadap 11 penyandang yang menunjukkan gejala kesulitan berhubungan dengan orang lain, mengisolasi diri, perilaku yang tidak biasa dan cara berkomunikasi yang aneh.
Autistik adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks menyangkut komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Gejalanya mulai tampak sebelum anak berusia 3 tahun. Bahkan pada autistik infantil gejalanya sudah ada sejak lahir.
B.     Klasifikasi dan jenis-jenis
1.      Autisme persepsi
Autisme persepsi dianggap autisme asli dan disebut juga autisme internal (endogenous) karena kelainan sudah timbul sebelum lahir, gejala yang diamati, antara lain:
a.       Rangsangan dari luar baik yang kecil maupun yang kuat, akan menimbulkan kecemasan.
b.      Banyaknya pengaruh rangsangan dari orang tua, tidak bisa ditentukan.
c.       Pada kondisi begini, baru orang tua mulai peduli atas kelainan anaknya, sambil terus menciptakan rangsangan-rangsangan yang memperberat kebingungan anaknya, mulai berusaha mencari pertolongan
d.      Pada saat ini si bapak malah sering menyalahkan si ibu kurang memiliki keekaan naluri keibuan.








2.      Autisme reaktif
Pada autisme reaktif, penderita membuat gerakan-gerakan tertentu berulang-ulang dan kadang-kadang disertai kejang-kejang. Gejala yang dapat diamati, antara lain:
1.      Autisme ini biasa mulai  terlihat pada anak usia lebih besar (6-7 tahun) sebelum anak memasuki tahap berpikir logis. Namun demikian, bisa saja terjadi sejak usia minggu-minggu pertama.
2.      Mempunyai sifat rapuh, mudah terkena pengaruh luar yang timbul setelah lahir, baik karena trauma fisisk atau psikis. Tetapi bukan disebabkan karena kehilangan ibu.
3.      Setiap kondisi, bisa saja merupakan trauma pada anak yang berjiwa rapuh ini, sehingga mempengaruhi perkembangan normal kemudian harinya.

C.    Karakteristik Autisme
1.      Gangguan pada bidang komunikasi verbal dan non verbal.
a.       Terlambat bicara atau tidak dapat berbicara.
b.      Mengeluarkan kata – kata yang tidak dapat dimengerti oleh orang lain yang sering disebut sebagai bahasa planet.
c.       Tidak mengerti dan tidak menggunakan kata – kata dalam konteks yang sesuai.
d.      Bicara tidak digunakan untuk komunikasi.
e.       Meniru atau membeo , beberapa anak sangat pandai menirukan nyanyian , nada , maupun kata – katanya tanpa mengerti artinya.
f.       Kadang bicara monoton seperti robot.
g.      Mimik muka datar.
h.      Seperti anak tuli, tetapi bila mendengar suara yang disukainya akan bereaksi dengan cepat .

2.      Gangguan pada bidang interaksi sosial
a.       Menolak atau menghindar untuk bertatap muka.
b.      Anak mengalami ketulian.
c.       Merasa tidak senang dan menolak bila dipeluk.
d.      Tidak ada usaha untuk melakukan interaksi dengan orang.
e.       Bila menginginkan sesuatu ia akan menarik tangan orang yang terdekat dan mengharapkan orang tersebut melakukan sesuatu untuknya.
f.       Bila didekati untuk bermain justru menjauh.
g.      Tidak berbagi kesenangan dengan orang lain.
h.      Kadang mereka masih mendekati orang lain untuk makan atau duduk di pangkuan sebentar, kemudian berdiri tanpa memperlihatkan mimik apapun.
i.        Keengganan untuk berinteraksi lebih nyata pada anak sebaya dibandingkan terhadap orang tuanya.
3.      Gangguan pada bidang perilaku dan bermain
a.       Seperti tidak mengerti cara bermain, bermain sangat monoton dan melakukan gerakan yang sama berulang – ulang sampai berjam – jam.
b.      Bila sudah senang satu mainan tidak mau mainan yang lain dan cara bermainnya juga aneh.
c.       Keterpakuan pada roda (dapat memegang roda mobil – mobilan terus menerus untuk waktu lama)atau sesuatu yang berputar.
d.      Terdapat kelekatan dengan benda – benda tertentu, seperti sepotong tali, kartu, kertas, gambar yang terus dipegang dan dibawa kemana- mana.
e.       Sering memperhatikan jari – jarinya sendiri, kipas angin yang berputar, air yang bergerak.
f.       Anak dapat terlihat hiperaktif sekali, misal; tidak dapat diam, lari kesana sini, melompat - lompat, berputar -putar, memukul benda berulang – ulang.

4.      Gangguan pada bidang perasaan dan emosi
a.       Tidak ada atau kurangnya rasa empati, misal melihat anak menangis tidak merasa kasihan, bahkan merasa terganggu, sehingga anak yang sedang menangis akan di datangi dan dipukulnya.
b.      Tertawa – tawa sendiri , menangis atau marah – marah tanpa sebab yang nyata.
c.       Sering mengamuk tidak terkendali ( temper tantrum) , terutama bila tidak mendapatkan apa yang diingginkan, bahkan dapat menjadi agresif dan dekstruktif.

5.      Gangguan dalam persepsi sensoris
a.       Mencium – cium , menggigit, atau menjilat mainan atau benda apa saja.
b.      Bila mendengar suara keras langsung menutup mata.
c.       Tidak menyukai rabaan dan pelukan . bila digendong cenderung merosot untuk melepaskan diri dari pelukan.
d.      Merasa tidak nyaman bila memakai pakaian dengan bahan tertentu.

D.    Faktor Penyebab Terjadinya Autisme.
Penyebab autis belum diketahui secara pasti. Beberapa ahli menyebutkan autis disebabkan karena multifaktorial. Beberapa peneliti mengungkapkan terdapat gangguan biokimia, ahli lain berpendapat bahwa autisme disebabkan oleh gangguan psikiatri/jiwa. Ahli lainnya berpendapat bahwa autisme disebabkan oleh karena kombinasi makanan yang salah atau lingkungan yang terkontaminasi zat-zat beracun yang mengakibatkan kerusakan pada usus besar yang mengakibatkan masalah dalam tingkah laku dan fisik termasuk autis.
Beberapa teori terakhir mengatakan bahwa faktor genetika memegang peranan penting pada terjadinya autistik. Bayi kembar satu telur akan mengalami
gangguan autistik yang mirip dengan saudara kembarnya. Juga ditemukan
beberapa anak dalam satu keluarga atau dalam satu keluarga besar mengalami
gangguan yang sama
.
Selain itu pengaruh virus seperti rubella, toxo, herpes; jamur; nutrisi yang
buruk; perdarahan; keracunan makanan, dsb pada kehamilan dapat menghambat
pertumbuhan sel otak yang dapat menyebabkan fungsi otak bayi yang dikandung
terganggu terutama fungsi pemahaman, komunikasi dan interaksi.
Penelitian terungkap juga hubungan antara gangguan
pencernaan dan gejala autistik. Ternyata lebih dari 60 % penyandang autistik
ini mempunyai sistem pencernaan yang kurang sempurna. Makanan tersebut
berupa susu sapi (casein) dan tepung terigu (gluten) yang tidak tercerna
dengan sempurna. Protein dari kedua makanan ini tidak semua berubah menjadi
asam amino tapi juga menjadi peptida, suatu bentuk rantai pendek asam amino
yang seharusnya dibuang lewat urine. Ternyata pada penyandang autistik,
peptida ini diserap kembali oleh tubuh, masuk kedalam aliran darah, masuk ke
otak dan dirubah oleh reseptor opioid menjadi morphin yaitu casomorphin dan
gliadorphin, yang mempunyai efek merusak sel-sel otak dan membuat fungsi
otak terganggu. Fungsi otak yang terkena biasanya adalah fungsi kognitif,
reseptif, atensi dan perilaku
E.     Dampak  Psikologi Anak Autisme
1.      Dampak psikologis bagi orang tua
Tidak mudah bagi orang tua untuk menerima kenyataan bahwa anaknya mengalami kelainan. Hilangnya impian, harapan, kebingungun-kekhewatiran atas masa depan anak, biaya financial yang harus dikeluarkan, dan kerepotan-kerepotan lainnya merupakan beban berat yang harus dihadapi orang tua. Semua hal tersebut sangat berpotensi menjadi stressor dalam kehidupan dan preses interaksi dengan anak.
2.      Dampak psikologis bagi anggota keluarga
Pertama dampak psikologis terhadap sang kakak pada awal kelahirannya hal ini belum menjadi masalah. Permasalahan muncul setelah sekian lama sang kakak menyadari bahwa dengan hadir si adik perhatian ayah, ibu dan anggota keluarga yang lain tercurah kepada si adik. Bahkan kecenburuannya sitambah lagi dengan perasaan kesal, menyaksikan semua perhatian orang tua tercurah kepada adiknya yang autisme.
3.      Dampak psikologis bagi lingkungan masyarakat
Umumnya anggota masyarakat belum bisa menerima penyandang autisme dalam kelompok sosialnya. Orang tua anak normal sering melarang anaknya bergaul dengan anak autistic. Pernah juga kejadian orang tua anak normal memindahkan anaknya sekolah karena disekolah yang lama terdapat anak autistic.

BAB III
KESIMPULAN
Autistik adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks menyangkut komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Gejalanya mulai tampak sebelum anak berusia 3 tahun. Bahkan pada autistik infantil gejalanya sudah ada sejak lahir.
Autisme disebabkan oleh karena kombinasi makanan yang salah atau lingkungan yang terkontaminasi zat-zat beracun yang mengakibatkan kerusakan pada usus besar yang mengakibatkan masalah dalam tingkah laku dan fisik termasuk autis.          
Selain itu pengaruh virus seperti rubella, toxo, herpes; jamur; nutrisi yang
buruk; perdarahan; keracunan makanan, dsb pada kehamilan dapat menghambat
pertumbuhan sel otak yang dapat menyebabkan fungsi otak bayi yang dikandung
terganggu terutama fungsi pemahaman, komunikasi dan interaksi.


















DAFTAR PUSTAKA
Azwandi, yosfan. 2005. Mengenal Dan Membantu Penyandang Autisme. Jakarta. Direktorat jendral pendidikan tinggi.      
Yatim,  Faisal. 2003. Austisme Suatu Gangguan Jiwa Pada Anak- anak. Jakarta: pustaka popular obor.